Peran Masyarakat Dalam Melestarikan Budaya Merawat Mata Lau Mbusuka Di Desa Batukarang, Karo
DOI:
https://doi.org/10.1395.vol1iss5no02pp161Kata Kunci:
partisipasi masyarakat, kearifan lokal, pelestarian budayaAbstrak
Pengabdian ini bertujuan mengeksplorasi peran aktif masyarakat Desa Batukarang dalam melestarikan budaya merawat Mata Lau Mbusuka, sebuah sumber mata air sakral yang menjadi cerminan kearifan lokal dan hubungan manusia dan alam. Metode yang digunakan bersifat partisipatif menggabungkan observasi lapangan, wawancara mendalam dengan tokoh adat, Focus Group Discussion (FGD) bersama pemuda dan masyarakat desa, serta kegiatan gotong royong bersih bersih dan ritual adat. Data kualitatif dianalisis secara tematik untuk mengidentifikasi bentuk partisipasi, nilai budaya, tantangan, dan strategi penguatan keterlibatan masyarakat. Hasil menunjukkan bahwa tradisi merawat Mata Lau Mbusuka meliputi ritual doa (selamatan), gotong royong rutin, serta pewarisan lisan nilai nilai harmonisasi manusia dan alam. Partisipasi lintas generasi dari tokoh adat hingga pemuda menjadi kunci keberlanjutan praktik ini, meski dihadapkan pada tantangan modernisasi, kurangnya dokumentasi, dan minimnya dukungan kebijakan desa. Simpulan pengabdian menegaskan bahwa kolaborasi antara tokoh adat, pemerintah desa, dan komunitas pemuda efektif memperkuat kelestarian budaya lokal. Rekomendasi meliputi penerapan jadwal gotong royong terstruktur, pendirian papan informasi adat, dan pengintegrasian materi kearifan lokal dalam kurikulum nonformal desa. Dengan demikian, laku budaya merawat Mata Lau Mbusuka tidak hanya terjaga secara fisik, tetapi juga makna filosofisnya diwariskan ke generasi selanjutnya.