ANALISIS TAHAP PERKEMBANGAN SOSIAL - EMOSIONAL REMAJA PUTRI DI ASRAMA SANTA TERESIA: KAJIAN BERDASARKAN TEORI PSIKOSOSIAL ERIK ERIKSON

Authors

  • Fori Nauli Pandiangan Universitas Katolik Santo Thomas
  • Rialince Gultom Universitas Katolik Santo Thomas
  • Anggi Pretty Butarbutar Universitas Katolik Santo Thomas
  • Della Ferlinda Lafau Universitas Katolik Santo Thomas
  • Aditya Eriska Sembiring Universitas Katolik Santo Thomas
  • Egia Febyola Siregar Universitas Katolik Santo Thomas

Keywords:

perkembangan psikososial, remaja putri, identitas diri, Erik Erikson, asrama

Abstract

Masa remaja merupakan fase kritis dalam perkembangan psikososial, khususnya bagi remaja putri yang menghadapi tantangan kompleks dalam pembentukan identitas diri. Penelitian ini menganalisis tahap perkembangan sosial-emosional remaja putri di Asrama Santa Teresia melalui perspektif teori psikososial Erik Erikson, dengan fokus pada tahap identity vs. role confusion. Metode       penelitian                      menggunakan               pendekatan                   kualitatif deskriptif                      melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi terhadap 25 remaja putri berusia 12–18 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 80% partisipan berhasil membentuk identitas positif melalui dukungan struktur kegiatan asrama, interaksi sosial dengan teman sebaya, dan pendampingan pengasuh. Mereka menunjukkan kemampuan dalam menetapkan nilai-nilai pribadi, memilih peran sosial, dan merencanakan tujuan pendidikan. Namun, 20% remaja masih mengalami kebingungan peran, terutama akibat tekanan  akademik,                     konflik  nilai,     atau      kurangnya            dukungan          keluarga.          Temuan mengungkapkan bahwa lingkungan asrama berfungsi sebagai "pembentukan identitas" yang memfasilitasi eksplorasi diri, meskipun aturan yang ketat juga berpotensi menghambat kebebasan berekspresi. Penelitian ini memperkuat relevansi teori Erikson dalam konteks pendidikan asrama sekaligus merekomendasikan pendekatan pendampingan yang lebih fleksibel, seperti program konseling sebaya dan pelatihan pengasuh, untuk mengoptimalkan perkembangan identitas remaja putri. Implikasi penelitian ini dapat menjadi dasar pengembangan intervensi psikososial di lingkungan asrama dan institusi pendidikan sejenis.

Downloads

Published

2025-06-25

Issue

Section

Penelitian